Ruang, waktu, dan tenaga pada gerak tari merupakan satu kesatuan utuh. Ketika seseorang melakukan gerak berarti telah membentuk ruang, memerlukan waktu serta memerlukan tenaga. Seorang penari harus mampu mengolah ruang, waktu dan tenaga sehingga gerak yang dilakukan tampak dinamis.
Pengolahan unsur gerak ini pada tari tunggal berbeda dengan tari berpasangan demikian juga pada tari berkelompok. Pada tari tunggal kemampuan individu lebih menonjol, sedangkan pada tari berpasangan dibutuhkan kemampuan saling mengisi gerak dan pada tari kelompok dibutuhkan kerjasama yang baik.
Pengolahan ruang, waktu , dan tenaga di dalam gerak tari berkaitan dengan beberapa karakteristik. Karakteristik gerak di dalam ruang, waktu, dan tenaga antara lain; (1) Menggunakan tubuh manusia sebagai instrumen dan gerak sebagai mediumnya, (2) Terkait dengan ruang, tenaga, waktu, dan aliran, (3) Terkait dengan ritme, (4) Mempunyai bentuk dan gaya, (5) Alat komunikasi non verbal, (6) Mengungkapkan emosi atau perasaan dan pikiran manusia, (7) Terkait dengan budaya. etika seseorang melakukan gerak ketujuh, hal tersebut muncul secara bersamaan.
Inilah pentingnya mengolah gerak karena merupakan ahasa komunikasi nonverbal sehingga memiliki makna dan menyampaikan pesan. Perhatikan ragam gerak di bawah ini kemudian lakukan baik secara individu, berpasangan, maupun berkelompok.
Mengenal Tokoh Tari Didik Nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Karena sakit-sakitan, orang tuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ayah Didik, Kwee Yoe Tiang, merupakan seorang peranakan Tionghoa yang ”terdampar” di Temanggung, sedang kan ibunya, Suminah, adalah wanita Jawa asli, asal Desa Citayem, Cilacap. Didik adalah sulung dari lima bersaudara (keempat adiknya perempuan). Setelah G30S/PKI, keturunan Tionghoa diwajibkan mengganti nama Tionghoa mereka menjadi nama pribumi sehingga nama Kwee Tjoen An pun menjadi Didik Hadiprayitno.
Kehidupan masa kecil Didik penuh keprihatinan. Ayahnya bisnis jual beli kulit kambing dan sapi. Ibunya membuka kios di Pasar Kayu. Hidup bersama mereka adalah kakek dan nenek Didik. Keluarga Didik arus hidup pas-pasan. Sebagai anak dan cucu pertama, Didik selalu dimanja oleh seluruh anggota keluarga. Selain itu, Didik tidak nakal seperti anak laki-laki seumurnya. Ia cenderung seperti anak perempuan dan menyukai permainan mereka, seperti pasar-pasaran (berjualan), masak-masakan, dan ibu-ibuan. Saat kecil pun, Didik diajari oleh neneknya keterampilan perempuan seperti menjahit, menisik, menyulam, dan merenda.
Saat masih sekolah, Didik suka menggambar dan menyanyi (suaranya bagus terutama saat menyanyi lagu Jawa). Setelah mengenal dunia tari akibat sering menonton pertunjukan wayang orang yang berupa sendratari, Didik pun bertekad untuk mempelajari tari. Sayangnya perekonomian keluarga yang paspasan menyulitkan langkah Didik untuk belajar.
Akhirnya, Didik meminta teman sekelasnya Sumiasih, yang pandai menari dan menyanyi lagu Jawa, untuk mengajarinya tari-tarian wayang orang. Menari bukan hal yang sulit dilakukan karena selain tubuhnya yang lentur, Didik juga berbakat. Guru Didik berikutnya adalah Ibu Sumiyati yang mengajarinya dan ketiga adiknya, tari Jawa klasik gaya Surakarta. Didik membayar guru ini dari hasil menyewakan komik warisan kakeknya. Didik juga belajar tarian Bali klasik dari seorang tukang cukur rambut.
Didik berguru pada A. M. Sudiharjo, yang pandai menari Jawa Klasik juga sering menciptakan tari kreasi baru. Didik ikut kursus menari di Kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Temanggung. Salah satu gurunya adalah Prapto Prasojo, yang juga mengajar di padepokan tari milik Bagong Kussudiarjo di Yogyakarta.
Koreografi tari ciptaan Didik yang pertama dibuat pada pertengahan 1971. Tarian itu diberi judul ”Tari Persembahan”, yang merupakan gabungan gerak tari Bali dan Jawa. Didik tampil pertama kali sebagai penari wanita; berkebaya dan bersanggul saat acara kelulusan SMA tahun 1972. Saat itu, Didik juga mempersembahkan tari ciptaannya sendiri dengan sangat luwes. Didik terus mengembangkan kemampuan tarinya dengan berguru ke mana-mana. Didik berguru langsung pada maestro tari Bali, I Gusti Gde Raka, di Gianyar. Ia juga mempelajari tari klasik Sunda dari Endo Suanda; Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan yang dipelajarinya dari tokoh besar Topeng Cirebon, Ibu Suji. Saat pergi ke Jepang, Didik mempelajari tari klasik Noh (Hagoromo), di Spanyol, ia pun belajar tari Flamenco.
1. Apakah gerak tari memerlukan ruang, waktu, dan tenaga? Jelaskan
2. Apa yang dimaksud dengan gerak tari bertenaga kuat
Nama:Sheila ayu Saputri
BalasHapusKlas:7³b
Terima kasih banyak buk
Saya sangat bisa memahami materi dari ibuk
Assalamualikum nama say DEVITA SARI
BalasHapuskls 7².alhamdulilah setelah saya membaca materi yg ibu berikan dengan mudah saya bisa mengerjakan soal yg ibu berikan.sakian dari saya wassalamuaikum WB.
Nama : prita sephira rahmadani
BalasHapusKlas : 73b
👍👍👍👍👍👍👍
BAYU ZIKRI ANGGARA
BalasHapusVII 4
Materinya mudah dipahami Bu , alhamdulilah mengisi pertanyaan² nya pun sedikit mudah
Saya Hera Nardiana kelas 71.B, setelah mempelajari materi yang ibu berikan saya merasa sangat puas dan saya juga menjadi lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.
BalasHapusSaya Hera Nardiana kelas 71.B, setelah mempelajari materi yang ibu berikan saya merasa sangat puas dan saya juga menjadi lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.
BalasHapusAsalamualaikum Wr.Wb.
BalasHapusNama:Anggi Safitri Amelia
Kls:7²
Terimakasih bu dengan materinya.
🙏🙏🙏
Wasalamualaikum Wr.Wb.
Saya Davin Kurniawan sya Kelas 73 menurut saya materi yang ibu berikan sangat memudah kan saya mengisi soal, makasih
BalasHapusSaya celsi. Makasih bangett buk materi nya
BalasHapusSaya jadi bisaa mengisi soal soal nya
Assalamualaikum ibu saya novria dwi Yanti kelas 72, saya ingin mengucapkan terimakasih untuk materi di atas karena sangat membantu saya dalam belajar. 😊🙏
BalasHapusNama saya Dian Siswanto
BalasHapusKelas 72.
Terima kasih buk atas materinya sangat membantu.
Menurut saya setelah saya membca literasi tersebut saya lebih mudah memahami pengertian berbagai gerak dan tari tersebut
BalasHapusMaka dari itu saya juga lebih mudah menjawab soal tersebut.
Terima kasih materi nya bu
BalasHapusNama : Anggi Natalia barutu
BalasHapusKelas : VII -4
Setelah saya membaca materi tersebut
Saya bisa memahami apa isi materi tersebut
Posting Komentar